Untuk mu yang bersahabat karena niat dan kepentingan dunia perhatikan ini !!
- April 06, 2018
- by
Sahabat karib/kawan/rekan dan partner kerja dan lain sebagainya adalah sebuah kata/ penamaan yang memiliki definisi yang hampir sama yakni hubungan pertemanan yang sangat dekat diantara lebih dari satu orang, yang disebabkan oleh pekerjaan, harta, atau apapun semisalnya yang menyebabkan mereka saling suka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat az-Zukhruf ayat 67:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ.
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(QS. az-Zukhruf [43]: 67)
Yakni semua sahabat dan teman yang didasari bukan karena Allah, kelak di hari kiamat berbalik menjadi permusuhan. Kecuali apa yang berdasarkan karena Allah Swt, maka sesungguhnya hal itu akan tetap kekal berkat kekekalan Allah Swt.
Dan hal ini seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya, yang dijelaskan oleh firman-Nya:
{إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain): dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong pun. (Al-'Ankabut: 25)
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Haris, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 67)
Yang dimaksud adalah dua orang mukmin yang berteman karib, dan dua orang kafir yang saling berteman karib. Salah seorang dari kedua orang mukmin yang berteman itu diwafatkan, dan ia diberi kabar gembira akan masuk surga, lalu teringatlah ia kepada temannya itu. Maka ia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya si Fulan adalah teman dekatku. Dia selalu memerintahkan kepadaku agar taat kepada Engkau dan taat kepada rasulMu, serta selalu memerintahkan kepadaku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat, dan dia bercerita kepadaku bahwa aku akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang, dan Engkau ridai dia sebagaimana Engkau ridai diriku."
Maka dikatakan kepadanya, "Pergilah, sekiranya kamu mengetahui apa yang disediakan untuknya di sisi-Ku, tentulah engkau banyak tertawa dan sedikit menangis." Kemudian temannya itu diwafatkan, lalu keduanya bersua di alam arwah, maka dikatakan kepada keduanya,
"Hendaklah salah seorang dari kamu berdua saling memuji kepada temannya." Maka masing-masing dari keduanya berkata kepada temannya, "Engkau adalah sebaik-baik saudara, engkau adalah sebaik-baik teman, dan engkau adalah sebaik-baik kekasih." Apabila salah seorang dari dua orang kafir yang berteman meninggal dunia, lalu ia diberi ancaman akan masuk neraka, teringatlah ia kepada temannya. Ia berkata,
"Ya Allah, sesungguhnya teman dekatku si Fulan selalu menganjurkan kepadaku untuk berbuat durhaka terhadap Engkau dan mendurhakai rasul-Mu, memerintahkan kepadaku untuk melakukan kejahatan dan melarangku mengerjakan kebaikan, dan ia bercerita kepadaku bahwa aku tidak akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau beri dia petunjuk sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya hal yang semisal dengan apa yang Engkau perlihatkan kepadaku (neraka), dan Engkau murkai dia sebagaimana Engkau murkai aku." Maka temannya yang kafir itu diwafatkan.
Kemudian berkumpullah keduanya, lalu dikatakan, "Hendaklah masing-masing dari kamu mencaci yang lainnya.”Maka masing-masing dari keduanya mengatakan kepada temannya, "Engkau adalah seburuk-buruk saudara, engkau adalah seburuk-buruk teman, engkau adalah seburuk-buruk kekasih." Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ibnu Abbas r.a. Mujahid, dan Qatadah mengatakah bahwa setiap persahabatan akan menjadi permusuhan di hari kiamat kecuali orang-orang yang bertakwa.
وَرَوَى الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ -فِي تَرْجَمَةِ هِشَامِ بْنِ أَحْمَدَ-عَنْ هِشَامِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْخَضِرِ بِالرِّقَّةِ، عَنْ مُعَافًى: حَدَّثَنَا حَكِيمُ بْنُ نَافِعٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ أَنَّ رَجُلَيْنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، أَحَدُهُمَا بِالْمُشْرِقِ وَالْآخَرُ بِالْمَغْرِبِ، لَجَمَعَ اللَّهُ بَيْنَهُمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ: هَذَا الَّذِي أَحْبَبْتَهُ فِيَّ
" Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Hisyam ibnu Abdullah ibnu Kasir, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad ibnul Khadir di Ruqqah, dari Mu'afa, bahwa telah menceritakan kepada kami Hakim ibnu Nafi, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Shalallohu alaihi wasallam. pernah bersabda:
Seandainya dua orang saling mencintai karena Allah — seorangnya berada dibelahan timur, sedangkan yang lainnya berada di belahan barat— niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat, lalu Allah berfirman, "Inilah orang yang engkau cintai demi/ karena Aku.”
Kesimpulan:
1. Luruskan niat dalam berteman, apakah engkau berteman dengan seseorang dan mencintainya karena pekerjaan/ dunia/hartanya atau karena kedudukan/pangkatnya atau karena keimanan dan ke Islaman nya/karena Allah Ta'ala.
2. Seseorang yang berteman dan mencintai karena Allah Ta'ala akan bertemu di akhirat/syurga dengan saling memuji, sebaliknya seseorang yang berteman karena selain Allah Ta'ala, maka mereka akan bertemu di akhirat/neraka dalam keadaan saling mencaci maki.
3. Ciri-ciri seseorang yang ikhlas berteman karena Allah Ta'ala, adalah mereka saling menasehati dalam kebaikan dan taqwa. Allah Ta’ala berfirman :
وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
[al-Ashr/103 ; 1-3]
4. Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengajakmu untuk dekat kepada Allah Ta'ala, bukan sebaliknya, sahabat yang hanya mengingat dan mengajakmu hanya dalam perkara dunia dan jauh dari mengingat Allah Ta'ala
Sumber Inspirasi:
1. Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik (E-KBBI).