Setelah Saya Merenung, Apapun Produk Yang Kita Jual - Hasil Closing (Besar/Kecil/Tidak ada hasil) Tergantung Ketaqwaan Kita pada Allah Ta'ala Sang Pencipta dan Pemilik Rezeki.
Pernah kita merasakan dan terfikir mengapa produk yang kita jual tak menghasilkan? padahal, segala jurus teknik closing, pembelajaran online, ikut training, belajar dengan bimbingan, pakai aplikasi pemasaran, dan semua jurus usaha sudah semua dilakukan, tapi ya, begitulah, tak sesuai yang diharapkan, closing tak lancar dalam beberapa hari, bahkan tak ada penjualan sama sekali hari ini, bahkan dalam bulan ini.
Kalau dilihat, ada yang salah dari kita, mengapa ? karena kita hanya bertumpu dan yakin dengan kemampuan kita sendiri, yakin hanya dengan usaha kita sendiri, yakin hanya dengan kerja keras kita sendiri, yakin hanya dengan usaha keringat kita sendiri, namun kita tidak pernah memikirkan bahwa formulasi Hasil Kerja/Closing produk dll, adalah Takwa plus Usaha, jika di ukur kurang lebih seperti ini :
TAKWA t USAHA = Hasil Kerja
TAKWA (90%) t USAHA (10%) = Hasil Kerja InsyaAllah Positif/besar dan Berkah
TAKWA (10%) t USAHA (90%) = Hasil Kerja InsyaAllah Negatif/Kecil dan Kurang Berkah
Kuncinya Rezeki itu ada pada Ketaqwaan seseorang, karena Allah telah berfirman menjelaskan tentang hal ini:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath-Thalaq: 2-3)
Pertanyaan lain adalah :
Mengapa ada orang yang tidak bertaqwa, bahkan orang kafir, tapi semakin kaya dan bergelimang harta ? jawabnya sederhana saja, sebenarnya dia sedang diuji, ini lah yang dinamakan "ISTIDRAJ".
ISTIDRAJ adalah sebuah uluran waktu akan adzab yang akan menimpanya di akhirat kelak akibat kekafirannya. Maka Allah biarkan mereka bersenang-senang dengan dunia, karena dunia ini surga bagi orang kafir sedangkan di akhirat sudah pasti berakhir di neraka
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلَىٰ عَذَابٍ غَلِيظٍ
Kami biarkan mereka (orang kafir itu)) bersenang-senang (dengan kehidupan duniawi) sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras (Q.S. Luqman[31] :24)
فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّىٰ يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ
Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka (Q.S. Al-Ma’arij [70] : 42)
Kesimpulan :
1. Mari sama sama terus meningkatkan Ketaqwaan kita agar semua usaha menghasilkan sesuatu yang berkah
2. Bagi kamu yang sudah mendapatkan rezeki, dimudahkan closing produknya, maka tingkatkan ketaqwaan mu dan bagi yang belum, maka bersabarlah dan jangan merasa iri dengan rezeki yang dilimpahkan pada orang lain.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. An-Nisaa [4] : 32)
Inspirasi:
https://tafsirq.com
http://minhajul-mustaqim.blogspot.co.id/2012/10/taqwa-salah-satu-kunci-rezeki.html
https://seteteshidayah.wordpress.com/2013/07/18/mengapa-orang-kafir-diberi-rezeki/
Bismillah,
Untuk file seminar dan kopi darat Literasi Digital LIMIT, kepada para peserta agar dapat mendownloadnya disini : bit.ly/1LIMIT-singkep
Untuk file seminar dan kopi darat Literasi Digital LIMIT, kepada para peserta agar dapat mendownloadnya disini : bit.ly/1LIMIT-singkep
Download File Seminar Kopdar LIMIT
MUJAHID TECHNOLOGY (TM)
April 22, 2018
Sahabat karib/kawan/rekan dan partner kerja dan lain sebagainya adalah sebuah kata/ penamaan yang memiliki definisi yang hampir sama yakni hubungan pertemanan yang sangat dekat diantara lebih dari satu orang, yang disebabkan oleh pekerjaan, harta, atau apapun semisalnya yang menyebabkan mereka saling suka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat az-Zukhruf ayat 67:
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ.
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”(QS. az-Zukhruf [43]: 67)
Yakni semua sahabat dan teman yang didasari bukan karena Allah, kelak di hari kiamat berbalik menjadi permusuhan. Kecuali apa yang berdasarkan karena Allah Swt, maka sesungguhnya hal itu akan tetap kekal berkat kekekalan Allah Swt.
Dan hal ini seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya, yang dijelaskan oleh firman-Nya:
{إِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ}
Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain): dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong pun. (Al-'Ankabut: 25)
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Haris, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 67)
Yang dimaksud adalah dua orang mukmin yang berteman karib, dan dua orang kafir yang saling berteman karib. Salah seorang dari kedua orang mukmin yang berteman itu diwafatkan, dan ia diberi kabar gembira akan masuk surga, lalu teringatlah ia kepada temannya itu. Maka ia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya si Fulan adalah teman dekatku. Dia selalu memerintahkan kepadaku agar taat kepada Engkau dan taat kepada rasulMu, serta selalu memerintahkan kepadaku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat, dan dia bercerita kepadaku bahwa aku akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang, dan Engkau ridai dia sebagaimana Engkau ridai diriku."
Maka dikatakan kepadanya, "Pergilah, sekiranya kamu mengetahui apa yang disediakan untuknya di sisi-Ku, tentulah engkau banyak tertawa dan sedikit menangis." Kemudian temannya itu diwafatkan, lalu keduanya bersua di alam arwah, maka dikatakan kepada keduanya,
"Hendaklah salah seorang dari kamu berdua saling memuji kepada temannya." Maka masing-masing dari keduanya berkata kepada temannya, "Engkau adalah sebaik-baik saudara, engkau adalah sebaik-baik teman, dan engkau adalah sebaik-baik kekasih." Apabila salah seorang dari dua orang kafir yang berteman meninggal dunia, lalu ia diberi ancaman akan masuk neraka, teringatlah ia kepada temannya. Ia berkata,
"Ya Allah, sesungguhnya teman dekatku si Fulan selalu menganjurkan kepadaku untuk berbuat durhaka terhadap Engkau dan mendurhakai rasul-Mu, memerintahkan kepadaku untuk melakukan kejahatan dan melarangku mengerjakan kebaikan, dan ia bercerita kepadaku bahwa aku tidak akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau beri dia petunjuk sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya hal yang semisal dengan apa yang Engkau perlihatkan kepadaku (neraka), dan Engkau murkai dia sebagaimana Engkau murkai aku." Maka temannya yang kafir itu diwafatkan.
Kemudian berkumpullah keduanya, lalu dikatakan, "Hendaklah masing-masing dari kamu mencaci yang lainnya.”Maka masing-masing dari keduanya mengatakan kepada temannya, "Engkau adalah seburuk-buruk saudara, engkau adalah seburuk-buruk teman, engkau adalah seburuk-buruk kekasih." Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ibnu Abbas r.a. Mujahid, dan Qatadah mengatakah bahwa setiap persahabatan akan menjadi permusuhan di hari kiamat kecuali orang-orang yang bertakwa.
وَرَوَى الْحَافِظُ ابْنُ عَسَاكِرَ -فِي تَرْجَمَةِ هِشَامِ بْنِ أَحْمَدَ-عَنْ هِشَامِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَثِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْخَضِرِ بِالرِّقَّةِ، عَنْ مُعَافًى: حَدَّثَنَا حَكِيمُ بْنُ نَافِعٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ أَنَّ رَجُلَيْنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، أَحَدُهُمَا بِالْمُشْرِقِ وَالْآخَرُ بِالْمَغْرِبِ، لَجَمَعَ اللَّهُ بَيْنَهُمَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ: هَذَا الَّذِي أَحْبَبْتَهُ فِيَّ
" Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Hisyam ibnu Abdullah ibnu Kasir, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad ibnul Khadir di Ruqqah, dari Mu'afa, bahwa telah menceritakan kepada kami Hakim ibnu Nafi, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa
Rasulullah Shalallohu alaihi wasallam. pernah bersabda:
Seandainya dua orang saling mencintai karena Allah — seorangnya berada dibelahan timur, sedangkan yang lainnya berada di belahan barat— niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat, lalu Allah berfirman, "Inilah orang yang engkau cintai demi/ karena Aku.”
Kesimpulan:
1. Luruskan niat dalam berteman, apakah engkau berteman dengan seseorang dan mencintainya karena pekerjaan/ dunia/hartanya atau karena kedudukan/pangkatnya atau karena keimanan dan ke Islaman nya/karena Allah Ta'ala.
2. Seseorang yang berteman dan mencintai karena Allah Ta'ala akan bertemu di akhirat/syurga dengan saling memuji, sebaliknya seseorang yang berteman karena selain Allah Ta'ala, maka mereka akan bertemu di akhirat/neraka dalam keadaan saling mencaci maki.
3. Ciri-ciri seseorang yang ikhlas berteman karena Allah Ta'ala, adalah mereka saling menasehati dalam kebaikan dan taqwa. Allah Ta’ala berfirman :
وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
[al-Ashr/103 ; 1-3]
4. Sahabat yang baik adalah sahabat yang mengajakmu untuk dekat kepada Allah Ta'ala, bukan sebaliknya, sahabat yang hanya mengingat dan mengajakmu hanya dalam perkara dunia dan jauh dari mengingat Allah Ta'ala
Sumber Inspirasi:
1. Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik (E-KBBI).
Untuk mu yang bersahabat karena niat dan kepentingan dunia perhatikan ini !!
MUJAHID TECHNOLOGY (TM)
April 06, 2018