MEMBANTAH KESALAHAN DAN PENYIMPANGAN TERMASUK JIHAD
- Januari 30, 2018
- by
Sesungguhnya membela kemurnian agama dan membantah kemungkaran dengan argumen dan hujjah merupakan kewajiban yang amat mulia dan landasan utama dalam agama. Oleh karena- nya, para ulama salaf shalih lebih mengutamakannya daripada iba- dah sunnah, bahkan mereka menilai bahwa hal tersebut merupa- kan jihad dan ketaatan yang sangat utama. Al-Imam Ahmad pernah ditanya, “Manakah yang lebih engkau sukai, antara seorang yang berpuasa (sunnah), shalat (sunnah), dan i‘tikaf dengan seorang yang membantah ahli bid‘ah?” Beliau menjawab, “Kalau dia shalat dan i‘tikaf maka maslahatnya untuk dirinya pribadi, tetapi kalau dia membantah ahli bid‘ah maka maslahatnya untuk kaum Muslimin, ini lebih utama.”5
Banyak sekali dalil al-Qur’an, hadits, atsar salaf yang menegas- kan anjuran membantah ahli bathil. Bukti akan hal itu, bahwa judul kitab yang ditulis oleh para ulama tentang bantahan kepada ahli bid‘ah dan para penyesat banyak sekali bahkan berjilid-jilid. Na- mun, orang yang melakukan tugas mulia ini harus memiliki bebe- rapa kriteria agar bantahannya sesuai tujuan; yaitu ikhlas, berilmu, adil, dan kuat dalam berhujjah.
Dalam membantah ahli bathil terdapat beberapa faedah yang sangat mulia:
1. Menyebarkan kebenaran di tengah umat;
2. Memberikan nasihat kepada penyimpang agar kembali ke reel kebenaran;
3. Membela agama dari noda-noda;
4. Menunaikan kewajiban dan mendapatkan pahala serta membantu kaum muslimin;
5. Mempersempit ruang gerak ahli bathil.
Dan apabila kita diam dari kebathilan dan ahli bathil, maka akan membawa dampak negatif yang banyak sekali, di antaranya:
1. Turunnya derajat Ahlussunnah karena mereka meninggal- kan kewajiban agama yang mulia ini;
2. Kemenangan ahli bathil di atas Ahlussunnah yang ini akan menyebabkan lemahnya kebenaran dan kuatnya kebathilan;
3. Merebaknya kesesatan dan kerancuan aqidah;
4. Menjadikan umat Islam hina;
5. Tidak adanya pemisah antara sunnah dan bid‘ah.
Setelah penjelasan ini, maka janganlah anda tertipu dengan ko- mentar sebagian orang:
“Janganlah kalian memecah belah barisan dari dalam!!” “Janganlah menabur debu dari luar!!”
“Janganlah memunculkan perselisihan dalam tubuh umat!!” “Kita harus toleransi antara sesama!!”
Subhanallah! Apakah kita disuruh untuk diam saja pada saat mereka menyebarkan kesesatan, kerusakan, dan kemungkaran?!!!6
Jadi, membantah ahli bathil merupakan tugas yang sangat mu- lia, bahkan termasuk jihad fi Sabilillah. Syaikhul-Islam mengatakan bahwa orang yang membantah ahli bid‘ah termasuk orang yang berjihad, sampai-sampai Yahya ibn Yahya berkata, “Membela sun- nah lebih utama daripada jihad.”7
Jika ada yang mengatakan, “Mengapa dibantah secara terang- terangan, tidak secara rahasia dan empat mata saja?” Jawaban- nya, “Siapa pun yang menampakkan kemungkaran secara terang- terangan dan menyebarkan pendapat yang menyelisihi al-Qur’an dan Sunnah serta manhaj salaf shalih, baik di koran, radio, televisi, kaset, buku, dan sebagainya, maka wajib dibantah dan diluruskan kesalahannya secara terang-terangan juga agar jelas bagi manu- sia kebenaran dan tidak rancu bagi mereka. Sebab, jika kesalahan yang terang-terangan tidak dijelaskan secara terang-terangan juga, namun secara tersembunyi saja maka manusia tidak menge- tahui mana yang benar dan mana yang salah.
Syari‘at Islam membedakan antara orang yang salah sembu- nyi-sembunyi sehingga diluruskan secara tersembunyi dan antara orang yang terang-terangan maka diluruskan secara terang-tera- ngan agar tidak samar kebenaran bagi manusia.”
(Kutipan Halaman- 6-9 Buku : CATATAN PENTING KESALAHAN DALAM BUKU 37 MASALAH POPULER KARYA USTADZ ABDUL SHOMAD,Lc,MA - (Semoga Allah Membimbingnya)