-->

Assalamu'alaikum Sahabat, - weblog saya sudah berpindah alamat :

putramalayu.blogspot.com

Professional Web Designer Professional Web Developer Writing is my passion

Minggu, 16 Januari 2011

10 Tahun Renungan Hidup

  • Januari 16, 2011
  • by

Ditulis: | 01 January 2011 | 04:29

Oleh: Azrani Saputra
Oleh: Azrani Ery Saputra
(Diikut sertakan dalam lomba Lomba "OLD AND NEW BLOGGING MOMENT". Informasi ini dapat juga langsung dilihat pada situs/blog KOMPASSIANA) (klik disini)
Bismillah ……….
Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi ku untuk memulai sesuatu dengan menyebut nama dan keagungan  sang pencipta ku, Allah Subhanahuwata’ala, sehingga  dalam tulisan ini aku pun memulai itu untuk menginginkan barokah dan kemudahan dari-Nya, guna menulis sederetan moment penting untuk renungan hidup ku dalam 10 tahun belakangan ini yang sudah kujalani.
Perjalanan awal “10 tahun” Renungan Hidup ini dimulai dari tahun 2001. Pada tahun ini, perjalanan hidup ku yang sebenarnya bermulai :
Tahun 2001
Tahun ini aku lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekolah kami diwilayah kepulauan, tepatnya di Pulau Singkep, pulau yang dulu orang mengenalnya sebagai salah satu pulau penghasil timah terbesar setelah Provinsi Bangka dan Belitung. Dari situlah aku berasal, tepatnya di wilayah yang bernama Dabo Singkep Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau.
Saat ini adalah waktu dimana fikiran mulai beranjak dewasa, segala sesuatu tidak dipandang sebagai sebuah angan akan tetapi cita-cita. Dulu saat duduk dibangku SMA, aku pernah berfikir, “Bisakah aku kuliah ?” sebuah pertanyaan singkat yang ternyata sangat bermakna bagi ku, sebagai titik awal kebangkitan motivasi ku dalam pendidikan. Kesenangan ku disaat usia ini adalah melihat acara “Debat Mahasiswa” yang saat itu ditayangkan di salah satu programa televisi. Melihat sosok seorang mahasiswa, rasanya begitu bermakna sekali mereka terutama bagi masyarakat. Dengan kondisi tersebut aku berfikir hingga terobsesi untuk dapat melanjutkan sekolah diperguruan tinggi. Ditahun ini aku bertekad ingin melanjutkan sekolah, namun apalah daya, orang tua belum mampu membekali aku untuk melanjutkan pendidikan tersebut, karena keterbatasan biaya dari keluarga. Maksud hati untuk melanjutkan kuliah pun terhenti dan aku putuskan untuk mengikuti Kursus Komputer dikampung halaman ku. Kegiatan kursus berjalan dengan baik dan lancar selama kurang lebih 8 bulan dan pada saat itu pula aku juga diangkat menjadi asisten pengajar di Lembaga Kursus Komputer tersebut.
Tahun 2002
Waktu berlalu tanpa terasa, masa-masa penerimaan mahasiswa baru untuk tahun ini sudah diambang pintu. Tahun ini aku bertekad untuk melanjutkan lagi niat ku masuk ke perguruan tinggi. Aku utarakan maksud tersebut pada kedua orang tua ku. Sebenarnya keinginan itu agak berat mengingat keterbatasan dana merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan mereka, namun aku dapat meyakinkan keduanya, karena aku laki-laki insyaalloh aku bisa untuk bertahan hidup walau jauh dari mereka saat kuliah nanti.
Keyakinan dan tekad ku itu ternyata mamberikan spirit baru bagi orang tuaku, hingga akhirnya mereka memberi ku izin untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. Kota Pekanbaru Propinsi Riau adalah tujuan kuliah ku, saat itu “trend” dikampung ku, jika keluar daerah untuk bersekolah, Pekanbaru-Riau adalah salah satu kota tujuan untuk itu, selain Kota Bandung, Jakarta, Palembang dan beberapa kota lain yang menjadi sasaran bagi mereka-mereka yang ingin melanjutkan sekolah. Alhamdulillah, akhirnya aku lulus disalah satu perguruan tinggi negeri di kota Pekanbaru Riau. Torehan perjalanan hidup sesungguhnya pun dimulai.
Tahun 2003
Jika tadi pada dua tahun belakangan (2001 dan 2002), situasi masih belum seperti saat ini, saat dimana kondisi ku jauh dari orang tua, membuat aku mulai merasakan “Kaki ini jadi kepala dan kepala ini jadi kaki”, sebuah ungkapan fenomenal bagi orang yang umumnya menggalami kesusahan hidup. Saat itu aku menumpang tinggal di sebuah rumah milik salah yayasan pendidikan Islam yang ada di Kota Pekanbaru. Bersamaan dengan itu aku menjaga Warung Internet (Warnet), membatu jualan nasi goreng teman dan menjualkan air kelapa muda, adalah pekerjaan yang saat itu pernah dan mulai aku geluti. Tempat bekerja tak jauh dari rumah tempat ku menumpang sementara, namun jarak kampus terlalu jauh, sehingga mengharuskan ku untuk pindah di lingkungan yang lebih dekat dengan kampus.
Tetap dengan pekerjaan sebagai penjaga warnet dan sekali-sekali membantu kawanku menjual nasi gorengnya, cukuplah meringankan beban biaya dari orang tua dikampung. Uang pun bisa ditabung, buat tambahan biaya kuliah dan simpanan buat pulang kampong di akhir tahun. Saat menjalani pekerjaan tetap sebagai penjaga warnet, aku merasa kalau harus bolak balik dari kampus ke tempat kerja setiap hari dengan angkutan kota (angkot) itu cukup banyak merogoh pendapatanku yang kecil itu. Saat itu aku punya sepeda ontel, sesekali aku mendayungkan sepeda ontel ku yang berjarak kurang lebih 10 km dari kampus tempat tinggal baru ku ke tempat kerja. Itu harus dilakukan untuk menekan pengeluaran dari hasil gaji ku yang tidak seberapa.
Tahun 2004
Tempat tinggal ku yang pertama saat dekat dengan kampus adalah asrama mahasiswa, dimana mahasiswa-mahasiswa yang tinggal disitu adalah mereka yang berasal dari kawasan ku di kepulauan Riau (Arama Kepri). Ditempat itu aku dapat keringan untuk tidak membayar biaya sewa, namun suasana kurang kondusif, sehingga mengharuskan ku untuk mencari tempat tinggal yang lain. Akhirnya aku pindah dan tinggal di salah satu ruangan dimana para petinggi-petinggi mahasiswa berkumpul disitu. Ruangan itu tempat kakak-kakak mahasiswa seniorku berkumpul dalam wadah Badan Legislatif Mahasiswa (BLM), ukuran rumah tersebut sekitar 4 X 7 M, dua ruangan bersekat dengan dinding papan yang sudah mulai keropos. Tidak ada masalah, yang penting dapat tinggal gratis.
Pekerjaan sebagai penjaga warnet, harus berakhir mengingat, warnet tempat ku bekerja mulai tutup, entah alasan apa, yang empunya hanya menyewakan jaringan internetnya,tanpa membuka lagi jasa penyewaan komputer di warnet tersebut. Akhirnya aku harus mencari peluang apa lagi yang bisa di garap untuk bertahan hidup di kota ini.
Tahun 2005
Tahun ini sepertinya agak lain, maksud nya, pekerjaan ku harus berganti dengan yang lain. Pekerjaan kali ini juga berkutat di bidang komputer, namun yang beda hanya pada penanganannya, sekarang aku bekerja menjaga rental, pengetikan komputer untuk membuat dan membantu ketikan makalah-makalah dan tugas mahasiswa. Pekerjaan terus berlanjut dan perkuliahanku juga tetap berlangsung dengan baik.
Tahun 2006
Waktu pun terus berjalan, dan kini aku harus pindah tempat tinggal lagi, karena merasa segan terlalu lama tinggal bersama dengan kakak-kakak mahasiswa senior, kini aku beranjak tinggal di dalam kampus di fakultas ku. Mungkin hal ini agak janggal bagi sebagian mahasiswa-mahasiswa diwilayah lain, kampus kok bisa jadi tempat tinggal mahasiswa?. Tidak ada masalah, yang pasti bagi ku tempat tinggal itu gratis, mengingat kurangnya anggaran orang tua dari kampung untuk biaya kos-kosan.
Seiring bergantinya tempat tinggal, maka aku berubah profesi lagi, yakni bekerja sebagai teknisi komputer, yakni melayani instalasi dan perbaikan komputer. Nah dari sinilah aku terus mendalami pengetahuan tentang komputer, dan menjadikannya sebagai salah satu pemasukan untuk menghidupi diriku sendiri dan membiayai kuliahku. Pelan-pelan kiriman orang tua aku coba ringankan agar orang tua tidak begitu khawatir tentang masalah keuanganku.
Tahun 2007
Memasuki tahun ini, sebenarnya aku harus menyelesaikan perkuliahanku. Namun apalah dayanya, aku tidak memiliki anggaran dana untuk biaya penelitian. Saat itu sebenarnya penelitian untuk tugas akhir skripsi ku sudah dimulai. Dan kebetulan judul penelitian ku itu adalah penelitian awal dan dasar serta pertama sekali dilakukan di kampusku, sehingga, banyak pengembangan-pengembangan penelitian lanjutan yang dapat di jadikan judul skripsi bagi mahasiswa-mahasiswa lain. Namun apalah dayanya, aku tidak punya dana untuk melanjutkan ide penelitian ku itu. Akhirnya ide dan judul penelitianku di ambil alih oleh rekan ku yang lain. Akupun merelakan hal kondisi itu, walau agak berat.
Ditahun ini aku banyak kekosongan waktu untuk itu,sementara pekerjaanku sebagai teknisi komputer berjalan apa adanya. Artinya saat ada langganan dengan kasus rusaknya komputer, mereka pun memanggil ku, dan kalau tiba saat sepi, tidak ada orderan, yang artinya tidak ada uang masuk. Menggeluti bidang teknisi komputer ini ternyata juga bermanfaat bagi ku, karena disinilah juga para dosen banyak yang mengenalku, sehingga aku bisa mendapatkan beasiswa-beasiswa untuk kelancaran perkuliahan ku.
Salah satunya bantuan belajar (beasiswa) yang aku rasakan sangat banyak membantuku saat itu adalah bantuan belajar dari salah satu institusi perusahaan yang memberikan kami saat itu uang tunai Rp.500.000,00 yang saat itu, masyaalloh, Alhamdulillah kurasakan sangat membantu diri ku dan juga sekaligus orang tuaku dikampung.
Tahun 2008
Jika dulu saat tahun 2001 aku berfikir “Kapan aku bisa kuliah?”, maka sekarang aku harus berfikir yang diiringi dengan do’a, kapan aku dapat menyelesaikan pekuliahan ini, juga sebagai ungkapan rasa gembira, yang ingin aku bagikan juga pada kedua orang tua jika aku dapat segera menyelesaikan perkuliahan ini. Tahun ini Alloh Ta’ala memberikan kemudahan yang lebih bagiku, karena aku bisa melaksanakan kegiatan penelitian, sebagai syarat untuk aku menyelesaikan perkuliahan.
Aku dapat kepercayaan untuk membantu dosen ku dalam penelitiannya. Sehingga biaya-biaya yang tidak sedikit untuk penelitian itu dapat terbantu dari kegiatan tersebut. DanAlhamdulillah, akhirnya aku dapat menyelesaikan perkulihanku dengan prosesi wisuda yang saat itu kedua orang tuaku tak dapat hadir, lagi-lagi karena keterbatasan dana dan keuangan, akhirnya prosesi wisuda aku jalani sendiri. Namun yang pasti hanya oleh-oleh kebanggaan yang dapat ku berikan untuk keluarga ku dikampung kalau aku sekarang sudah menjadi sarjana.
Tahun 2009
Wajarlah, jika manusia itu tak luput dari keinginan dan harapan, dulu aku berambisi untuk kuliah, kemudian kapan selesainya, setelah selesai, muncul lagi keinginan berumah tangga. Setelah wisuda, aku mulai bekerja, dan pada tahun ini aku menikahi seorang gadis yang belum pernah sekalipun aku kenali, karena kami tinggal berbeda propinsi, aku di Propinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan kuliah di pekanbaru sedangkan calon istriku (istriku sekarang) tinggal di Propinsi Sumatra Utara (SUMUT) dimana beliau kuliah di Jogjakarta.
Kisah menarik yang menjadi momen penting tahun ini adalah pertemuan kami. Saat itu 17 Juli 2009 hari Jum’at. Setelah dikenalkan hanya lewat handphone, aku datang kerumahnya dari kampungku,maksudku hanya ingin melihatnya terlebih dahulu, karena sebelumnya kami tidak pernah saling melihat, seujung kuku maupun rambutpun aku belum pernah melihat gadis itu. Akhirnya pada tanggal tersebut aku datang kerumahnya, setelah solat Jum’at sekitar pukul 14.00 Wib. Aku berbincang-bincang dengan ibu dan sebagian keluarganya, dan akhirnya gadis itu keluar dari kamarnya, menemui ku. Dengan malu-malu ia tak mau menatapku, aku pun menjaga begitu, hanya mencuri-curi pandang. Akhirnya berkat pertolongan Allah Subhanahu wata’ala aku dan keluarganya sepakat untuk besoknya tanggal 18 Juli 2009 kami akan melangsungkan akad nikah.
Tahun 2010
Tahun pun berganti, ditahun ini pula anak kami lahir. Tepatnya pada tanggal 30 April 2010, hari Jum,at Subuh pukul 03.15 WIB. Anak Laki-laki kami yang lucu itu diberi nama “Abdurrahman Azzam Ats-Tsaqib Al-Mujahid” dengan panggilan “Mujahid”. Kini Mujahid, adalah buah hati ku, aku menyayanginya, aku mencintainya seperti aku mencintai diriku sendiri. Insyaallohsemoga ia menjadi orang yang berguna bagi keluarga, manusia dan bagi Islam. Dan semoga semangat ku positif ku selama ini, dapat mengakar ditubuuhnya. Yaa Alloh Aamin.
 KESIMPULAN
1.       Perlunya kita memiliki asa dan semangat untuk bangkit dan maju, walau dengan berbagai keterbatasan.
2.       Perlunya kita mengingat dan menulis moment-moment penting dalam kehidupan kita, guna mengambil pelajaran yang berharga.
3.       Jika suatu saat kita lelah dan hanyut dalam kondisi tidak semangat menatap masa depan, maka buka lagi lembaran hidup kita dulu, saat dimana spirit muda kita masih mengakar.
4.       Membuka lembaran perjalanan hidup, dapat menjadi tolak ukur guna meneropong rekam jejek hidup kita, untuk menjadi pelajaran bagi kita masing-masing dimasa depan , Biiznillah.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

SEND ME A MESSAGE

Cari Blog Ini

KUMPULAN LINK BERITA JEKWA

https://www.bintantoday.com/regional/38338275/viral-oknum-ojol-cabul-dan-curas-di-tanjungpinang-ini-solusi-dari-jekwa-untuk-kaum-wanita?page...