-->

Assalamu'alaikum Sahabat, - weblog saya sudah berpindah alamat :

putramalayu.blogspot.com

Professional Web Designer Professional Web Developer Writing is my passion

About me

SALAM

I'mPutra Melayu

Developer and Startup entrepreneur

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop.

experience

Front-End Development

2012-2016

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the

UI/UX Design

2012-2016

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the

Website production

2012-2016

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the

Website maintain

2012-2016

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the

service

Easily Customised

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

MODERN DESIGN

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

RESPONSIVE DEVELOPMENT

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

USER EXPERIENCE

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

3000

LINES OF CODE

50

COFFEE CUPS

324

BOOKS

1234

GIFTS

Portfolio

KENAIKAN HARGA BERAS DAN KESEJAHTERAAN PETANI KITA

Oleh
Ir. Said Mahjali, MM (*)

Harga beras dihampir seluruh pasar di Aceh naik mencapai 30 persen dalam  2 bulan terakhir.  Hal ini disebabkan karena menurunnya produksi beras di Aceh akibat  serangan hama penyakit tanaman dan musibah banjir di beberapa sentra produksi beras seperti  Aceh Utara, Pidie, Aceh Timur dan juga pantai Barat Aceh pada musim tanam yang lalu.  Disamping itu, juga akibat banyaknya Gabah produksi Aceh yang dibawa keluar Aceh yaitu Sumatera Utara  (Serambi Indonesia: kamis,27/1/2011)..
Kenaikan harga beras tersebut memang sangat dirasakan oleh masyarakat terutama kalangan menengah kebawah.  Betapa tidak, misalnya di pasar Meulaboh, beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat menengah seperti beras merek Mawar Dua produksi Pabrik Yusima di Kabupaten Pidie yang biasanya dapat dibeli dengan harga Rp.105.000/zak isi 15 kg (Rp.7000/kg) sekarang  naik menjadi Rp.135.000/zak (Rp.9000/kg) dengan kenaikan 28,5 %.  Demikian juga beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat bawah misalnya merek walet dan lainnya biasa dibeli dengan harga Rp.90.000,- /zak 15 kg (Rp.6000/kg) sekarang naik menjadi Rp.120.000,-/zak (Rp.8000/kg) dengan kenaikan 33,3 %.  Hampir semua jenis beras dan di seluruh pasar di Aceh mengalami kenaikan 25 – 35 %.  Namun kenaikan harga beras ini tidak hanya di Aceh tetapi juga di seluruh Indonesia.

Faktor pemicu  kenaikan harga beras
Kenaikan harga beras di Aceh selain disebabkan oleh beberapa factor yang disebutkan diatas sesuai dengan laporan Serambi Indonesia (27/1/2011) juga dipicu oleh 5 (lima) factor dibawah ini:
Pertama, Harga Beras Dunia meningkat
Harga beras  dunia saat ini juga meningkat disebabkan karena menurunnya produksi beras dunia di Negara-negara sentra produksi beras seperti Thailand, Vietnam dan Filipina yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan global (global warming) dalam beberapa tahun terakhir.  Bahkan beras sulit didapatkan di pasar dunia akibat kebijakan beberapa Negara pengekspor beras yang menghentikan ekspor untuk menjaga kebutuhan dalam negerinya sendiri.

Kedua, Stok Beras Nasional kurang Memadai
Stok beras nasional yang dilakukan  oleh Bulog kurang memadai.  Sampai dengan Desember 2010 yang lalu dilaporkan bahwa target stok beras nasional mencapai 1,5 juta ton. Dengan konsumsi beras 3 juta ton/bulan maka Stok beras nasional tersebut diperkirakan  hanya cukup untuk kebutuhan 0,5 bulan.   Stok beras nasional ini diperoleh dari pengadaan  beras petani dalam negeri sebesar 270.000 ton dan impor beras dari luar negeri sebesar 1,23 juta Ton yang berasal dari Vietnam sebanyak 800.000 ton dan Thailand sebanyak 430.000 ton.

Ketiga, Peningkatan Produksi Beras Nasional Rendah

Produksi beras nasional tahun 2010/2011 diprediksi mengalami kenaikan sebesar 3 % dari tahun 2009 menjadi 66 juta ton (Angka Ramalan, BPS).  Sedangkan  konsumsi  beras nasional semakin hari semakin meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi beras per kapita yang cenderung meningkat.

Keempat, Konsumsi beras perkapita Nasional masih tinggi.

Tingkat konsumsi beras per kapita nasional masih tinggi yaitu 139 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi beras Negara-negara maju adalah dibawah 100 kg.   Jepang hanya 70 kg/kapita/tahun.  Tingginya angka konsumsi beras perkapita/tahun disebabkan oleh kurangnya gerakan Diversifikasi Pangan dan Gizi yang bertujuan mengurangi ketergantungan pangan pada beras.  Kebiasaan masyarakat Aceh yang menganggap pangan selain beras adalah hanya sebagai makanan selingan dan tidak dapat menggantikan nasi menjadi salah satu factor yang menyebabkan konsumsi perkapita beras Aceh lebih tinggi (mencapai 150 kg/kapita/tahun) dari konsumsi beras perkapita Nasional (139 kg/kapita/tahun).

Kelima, Musim Panen belum tiba.

Panen padi musim rendengan 2010/2011 diperkirakan pada bulan Februari-Maret 2011.  Bulan Januari/Februari merupakan puncak kelangkaan beras di pasar akibat stok menipis. Hal ini merupakan hukum ekonomi bahwa pada saat sebelum  panen raya penawaran/persediaan beras menurun sehingga harga beras meningkat.  Dan pada saat penawaran beras naik (panen) maka harga akan turun.

Pendapatan Petani Kita?
Secara matematis bila harga naik maka jumlah produksi dikalikan dengan harga maka pendapatan petani akan naik.  Kenyataannya, Pendapatan petani kita tetap memprihatinkan.  Artinya kenaikan harga beras tidak dinikmati oleh petani, tetapi dinikmati oleh  para agen, pengusaha RMU (pabrik padi), pedagang, dan pihak terkait lainnya.  Rendahnya pendapatan dan kesejahteraan petani kita  disebabkan 8 (delapan) factor yaitu:
Pertama, Skala Ekonomi (economic of Scale) Usaha tani belum dicapai.
Skala ekonomi   yang biasa diartikan sebagai tingkat produksi  yang ekonomis, pada umumnya tidak dicapai oleh petani.  Hal ini disebabkankan karena keterbatasan petani dalam penguasaan berbagai factor produksi seperti Lahan, modal, mesin dan manajemen.  Pada umumnya petani memiliki lahan kurang dari 2 Ha, padahal untuk mencapai skala ekonomi usaha tani padi membutuhkan lahan 3 – 5 ha dengan membutuhkan mesin dan manajemen yang memadai.

Kedua: Rendahnya Produktifitas Lahan
Produktifitas lahan sawah petani masih rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil berbagai varitas padi unggul bermutu.  Produktifitas lahan petani kita baru mencapai 4 – 6 ton/hektar.  Sedangkan potensi hasil beberapa varitas padi seperti Ciherang mencapai 8 ton/ha.  Bahkan padi Hibrida produktifitasnya mencapai 10 ton/ha.

Ketiga: Harga Sarana produksi Tinggi
Harga sarana produksi saat ini juga meningkat. Sarana produksi utama bagi petani padi adalah benih, pupuk dan pestisida. Harga benih bermutu semakin hari semakin meningkat, demikian juga pupuk dan pestisida.  Memang sebagian petani memperoleh benih dan pupuk bersubsidi namun jumlahnya belum memadai.

Keempat: Kurangnya Subsidi Pemerintah
Subsidi pemerintah terhadap petani padi masih sangat kurang.  Kurangnya subsidi pemerintah menjadi salah satu factor penyebabkan kurangnya daya tarik para pemuda/lulusan perguruan tinggi untuk terjun dalam usaha tani padi.  Para pemuda lulusan perguruan tinggi lebih senang menganggur di Kota daripada menjadi petani di desa yang kurang menjamin keuntungan.  Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, subsidi pemerintah sangat besar dalam rangka meningkatkan kompetensi produk pertanian dalam perdagangan Internasional. 

Kelima: Harga Gabah Saat Panen Murah
Sudah menjadi ciri khas produk pertanian di Aceh, bahwa harga pada musim panen raya merosot tajam.  Hal ini disebabkan karena panen yang melimpah dengan kondisi petani membutuhkan uang untuk biaya operasional usaha tani dan kebutuhan keluarga, sedangkan penampung hasil panen hanya beberapa orang sehingga  menyebabkan harga menurun.

Keenam: Tidak adanya akses perbankan oleh petani.
Sulitnya bagi petani untuk bekerjasama dengan perbankan baik perbankan Nasional maupun  Daerah.  Hal ini disebabkan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan pihak Perbankan yang sulit dipenuhi oleh petani.  Untuk mengatasi hal tersebut, para petani terpaksa bekerjasama dengan pihak ketiga yang kadang-kadang memberatkan petani.

Ketujuh: Rendahnya Penguasaan teknologi Petani.
Rendahnya penguasaan teknologi petani berkaitan erat dengan kurangnya akses perbankan.  Akibat dari rendahnya akses perbankan menyebabkan petani kurangnya modal usaha, sehingga sulitnya bagi petani untuk membeli dan menerapkan teknologi maju.  Misalnya untuk memperoleh alat teknologi pengolahan tanah, alat tanam, alat panen dan alat-lain yang membutuhkan modal yang lumayan banyak.

Kedelapan: Rendahnya Nilai Tukar Petani (NTP).
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah nilai yang membandingkan antara satu satuan alat-alat kebutuhan petani dengan nilai produk yang dihasilkan oleh petani. Nilai Tukar Petani Padi. masih rendah.  Petani Padi harus menjual hasil produksinya (padi) sebanyak 3 kg untuk mendapatkan 1 kg gula pasir.  Untuk membeli 1 unit TV ukuran 21 inc maka petani harus menjual gabah sebanyak 333 kg bila harga gabah saat ini Rp 4500/kg.  NTP saat ini sedikit lebih baik dengan adanya kenaikan harga beras dan diperkirakan akan turun kembali pada saat panen kedepan.

Jika kedelapan faktor ini dapat diatasi atau paling tidak dikurangi oleh pemerintah kita dan masyarakat maka insya Allah pendapatan dan kesejahteraan petani kita akan lebih baik dimasa depan. Inilah yang menjadi harapan kita semua.

(*) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
     Mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Univ.Teuku Umar
     Alumni Program Magister Manajemen Agribisnis, IPB Bogor Tahun 2004.


testimonial

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Larry Page

CEO of Google

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Steve Jobs

CEO of apple

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Mark Zuckerberg

CEO of facebook