-->

Assalamu'alaikum Sahabat, - weblog saya sudah berpindah alamat :

putramalayu.blogspot.com

Professional Web Designer Professional Web Developer Writing is my passion

Rabu, 26 Januari 2011

Mencari Solusi Pencemaran Laut

  • Januari 26, 2011
  • by
Oleh :
AZRANI ERY SAPUTRA

Eksploitasi minyak bumi telah dilakukan oleh manusia sejak dahulu, walaupun sumber energi yang baru seperti energi nuklir dan energi matahari telah ditemukan, minyak bumi masih saja merupakan sumber bahan bakar dan energi yang paling banyak dipergunakan oleh manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari aktivitas manusia di berbagai sektor, mulai dari penggunaan minyak untuk kebutuhan sehari-hari sampai pada kebutuhan para pengusaha dari kalangan industri pabrik untuk mengoperasikan perusahaan mereka. Dan konsekwensinya memang benar, bahwa minyak bumi sangat diperlukan, sementara disini lain, minyak bumi memiliki peran yang cukup handal sebagai sumber polutan dilingkungan.
Ternyata kita kurang menyadari atau mungkin tak pernah sadar, bahwa tingkat pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak semakin meningkat dari tahun-ketahun. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa peristiwa kecelakaan kapal laut seperti yang terjadi pada tahun 1970 oleh kapal tanker Arrow yang menumpahkan 108.000 barel minyak di Teluk Chedabucto, dimana pengaruh tumpahannya menyebar sampai 300 km dari pusat kecelakaan. Kemudian pada bulan maret 1971, terjadi kecelakaan JP 4 yang mengakibatkan lebih dari 13 metrik ton minyak tumpah. Lagi-lagi pada Agustus 1974 juga terjadi kecelakaan di Selat Maggelan, 46.000 metrik ton minyak tumpah lagi. Dan tidak ketinggalan, perairan Indonesia sendiripun pernah terjadi kecelakaan oleh kapal tanker Showa Maru. Semua peristiwa itu jelas akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan perairan dan ekosistem disekitarnya. Ditambah lagi dengan kebocoran kapal tanker yang membawa bahan baku minyak mentah, kebocoran minyak selama operasi lepas pantai, masuknya sisa-sisa minyak yang berasal dari aktivitas manusia didaratan yang dibawa langsung oleh aliran sungai sampai kelaut. Belum lagi ditambah limbah B3 (Bahan barbahaya dan beracun) yang kini kerap mengancam situasi perairan laut.
Kita semua sadar bahwa pencemaran yang terjadi akibat tumpahan minyak diperairan laut dapat menimbulkan dampak negatif pada ekosistem disekitarnya, karena disini banyak hidup berbagai macam organisme jenis ikan, koral, tumbuhan laut, serta jenis-jenis biota laut yang kesemuanya sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup lain, termasuk juga manusia. Sementara minyak yang tumpah akan segera menyebar dengan cepat, jika tidak ditanggulangi, maka hal itu dengan segera akan mengganggu lingkungan dan organisme perairan dimana tempat tumpahan itu terjadi.
Tumpahan minyak dilaut akan segera menutupi permukaan perairan, kondisi ini akan menghambat penetrasi sinar matahari yang masuk kedalam perairan, hingga akhirnya menyebabkan terhambatnya proses fotosintesa. Dengan fenomena ini, sudah selayaknya kita berfikir bagaimana cara yang mudah dan tepat untuk mengatasi problem tersebut.
Mungkin saja sampai saat ini kita masih beranggapan bahwa mikroogranisme hanya bisa memberikan kerugian bagi manusia. Karena mikroorganisme selama ini hanya diidentikkan sebagai penyebab penyakit, mikroorganisme hanya sebagai pemicu hingga makanan menjadi busuk serta banyak contoh lain yang kita rasakan hanya merugikan.
Sungguh sangat disayangkan, ternyata kita tidak banyak tahu akan manfaat mikroorganisme, yang tidak sedikit memberikan kontribusi dan solusi khususnya dalam penanggulangan pencemaran perairan, karena memang mikroorganisme sangat mudah menguraikan produk-produk yang beracun, merombak bahan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh organisme lain. Disinilah sebenarnya kita dapat melihat sisi positif dan peran mikroorganisme dilingkungan.
Berkaitan dengan penanganan pencemaran perairan laut, secara umum ada beberapa cara dan teknik yang dapat digunakan untuk menanggulanginya. Seperti upaya untuk mengisolasi tumpahan minyak dengan menggunakan pagar sejenis pelampung, setelah minyak yang tumpah dikumpul, maka segera dilakukan proses penyedotan. Akan tetapi cara seperti ini kurang efektif apalagi disaat minyak telah menyebar jauh dari pusat tumpahan dipermukaan perairan.
Selain itu juga dapat digunakan dengan bahan kimia tertentu untuk dapat mendispersikan tumpahan minyak. Akan tetapi cara ini dikhawatirkan juga dapat memberi efek samping terhadap organisme yang hidup disekitar perairan, karena memang tidak semua organisme dapat mentolerir kadar bahan kimia yang diberikan saat mengatasi tumpahan minyak itu.
Semua cara tersebut terasa kurang efektif, sehingga peran mikroorganisme dengan aktivitas bakteri pengurai inilah menjadi alternatif yang sangat tepat, efektif dan sangat bersahabat bagi lingkungan, karena memang dengan cara ini belum ada efek sampingan yang akan diperoleh. Hal itu terjadi karena mikroorganisme dalam bentuk bakteri perombak yang digunakan dalam melakukan kegiatan penguraian minyak, akan segera mati seiring dengan habisnya tumpahan minyak yang ada diperairan.
Untuk aktivitas pertumbuhan, guna melakukan proses penguraian kadar minyak yang ada diperairan, bakteri “pemakan” minyak hanya membutuhkan sel-sel nutrisi dari unsur-unsur yang berasal dari Nitrogen (N) dan Pospor (P), akan tetapi jika dalam perairan, perbandingan Carbon (C ) dan Nitrogen (N) serta Carbon (C ) dan Phospor (P) tinggi, sementara jika kandungan nutrisinya rendah, maka pada kondisi ini aktifitas bakteri pengurai minyak akan terhambat.
Pada dasarnya bakteri pengurai minyak memiliki fungsi ganda dalam aktivitasnya dilingkungan perairan. Selain mengurangi toksisitas yang ada, ia juga memberikan pasokan berupa senyawa yang berguna sebagai sumber kehidupan bagi organisme lain dilingkungan perairan khususnya. Hal ini jelas terlihat, karena pada dasarnya mikroba (seperti halnya bakteri) juga menggunakan minyak bumi sebagai sumber energi dan makanan. Proses penguraian yang dilakukan akan menghasilkan karbondioksida dan H2O, kedua produk tersebut digunakan kembali oleh produser primer lain. Proses ini akan tetap terus berkesinambungan sampai nantinya terjadi apa yang biasa kita dinamakan dengan siklus jaring-jaring makanan.
Sebenarnya penanggulangan tumpahan minyak bumi dengan menggunakan jasa mikroorganisme telah dilakukan oleh beberapa negara maju. Seperti saat terjadi musibah Kapal Exxon Valdes pada tahun 1989 dengan tumpahan minyak sebanyak 11 juta galon yang tumpah dilepas pantai laut Alaska. Tumpahan itu ternyata telah mencemari lebih dari 2.000 kilometer pesisir pantai dan menewaskan ribuan burung sera mamalia laut. Untuk menguraikan tumpahan minyak mentah yang begitu cepat merambat diperairan Alaska, perusahaan perminyakan Exxon melakukan suatu cara yang mereka namakan Teknik Bioremediasi, yakni menebar 50 kg biakan kering bakteri “pemakan” minyak diperairan tersebut, sehingga tumpahan minyak dapat dibersihkan.
Dari sisi penemuan, para ilmuan ternyata telah menemukan 22 genus dari 100 genus bakteri pengurai minyak yang ada. Namun semua itu tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk memanfaatkan apa yang telah ditemukan tadi dengan tetap mencoba mencari lagi sisa bakteri pengurai minyak lain yang masih belum dijumpai.
Sebagai bangsa yang baru bangkit dalam kancah perkembangan teknologi, kita masih punya harapan besar pada masa depan ilmu pengetahuan dinegeri ini untuk dapat menyelamatkan perairan dari ancaman pencemaran minyak. Karena melihat fenomena dan bukti yang ada, ternyata bakteri sebagai mikroorganisme pengurai, dapat menjadi alternatif jawaban untuk mengatasi problem pencemaran dilaut akibat tumpahan minyak.
Semoga wacana ini dapat menjadi bahan diskusi bagi para ilmuan dibumi pertiwi ini, agar dapat terus mengembangkan teknologi yang ada hingga nantinya dapat menghasilkan teknologi baru dalam upaya memanfaatkan mikroorganisme untuk mengantisipasi pencemaran laut yang bisa jadi suatu saat melanda negeri yang tercinta ini.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

SEND ME A MESSAGE

Cari Blog Ini

KUMPULAN LINK BERITA JEKWA

https://www.bintantoday.com/regional/38338275/viral-oknum-ojol-cabul-dan-curas-di-tanjungpinang-ini-solusi-dari-jekwa-untuk-kaum-wanita?page...